Jumat, 01 April 2011

POTENSI DAN PERMASALAHAN OBYEK WISATA PANTAI LAWATA KOTA BIMA

 
POTENSI DAN PERMASALAHAN
OBYEK WISATA PANTAI LAWATA KOTA BIMA

Wahyudin, Bambang Heryanto, Riekje Hehanusa Pangkerego

ABSTRACT
The development of tourism sector in the town of Bima not too fast so that its influence on the growth of real income is still lacking, this happens because the object of development and tourist attraction in the town of Bima not been optimized in terms of tourism potential in the town of Bima is very large, with the occurrence nature tourism, cultural tourism, etc.. These conditions have an impact on the lack of adequate human resources, accompanied by lack of funds to develop these ODTW.
Implementation of research potential and problems of tourism Lawata Beach intends to reveal its potential tourist objects and obstacles in its development. Where on the beach attractions Lawata previously known and visitors had a very busy, but with a very poor condition as when it makes these attractions become barren and deserted visitors.
The variables used in this study include: attraction and tourism, accessibility, facilities and infrastructure, environmental management and institutional tourism. Which will then be analyzed based on the potential and problems of tourism but earlier is revealed physical characteristics Lawata Coast attractions itself.
The results of analysis carried out showed that the potential Lawata coast has the potential of natural and historical potential / history sebagaia Lawata beach a tourist attraction and is located in a strategic region, where the town of Bima is a national tourist route path. While the results of analysis of the issue of constraints is the existence of competitiveness with natural attractions with a culture and a lack of good cooperation with private / travel agency and the lack of promotion made by the manager.
Therefore, local government policy towards the tourism sector needs to be reviewed, and expected from the manager who in this case is the Milky Municipality for more serious attention and object development and tourist attraction because it is a natural wealth that is potentially never- exhausted.
Keywords: Potential of Tourism, Tourism Development Constraints


PENDAHULUAN
Salah satu sektor peningkatan perekonomian adalah pembangunan pada sektor pariwisata yang mengemban tugas dan tujuan yaitu meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan usaha, lapangan kerja, menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air, dan memperkokoh persatuan, kesatuan, melestarikan budaya dan lingkungan serta mengembangkan pariwisata nusantara.
Kota Bima merupakan salah satu daerah yang berkepentingan dalam mengembangkan kepariwisataannya, terutama untuk memajukan perekonomian daerah. Untuk mempercepat pertumbuhan perekonomiannya maka Kota Bima perlu meningkatkan sektor  perekonomian tersebut supaya didominasi oleh sektor modern. Bidang yang diperhitungkan untuk mampu menggeser struktur tersebut adalah bidang pariwisata, karena bidang ini meliputi berbagai sektor (multisektoral) seperti hotel, restoran, transportasi, komunikasi, travel agent dan sebagainya. Ditinjau dari letak secara geografis, Kota Bima merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang strategis, yaitu berada diantara daerah tujuan wisata internasional, yaitu Pulau Bali di sebelah Barat, Pulau Komodo di sebelah Timur dan Tana Toraja di sebelah Utara.
Pantai Lawata merupakan salah satu kawasan wisata alam pantai yang terdapat di Kota Bima dan sudah sejak tahun 1961 Pantai Lawata menjadi sebuah obyek wisata atau tempat piknik bagi masyarakat Bima. Pantai Lawata terletak di Kelurahan Sambinae dengan jarak  5 km dari pusat Pemerintahan kota Bima. Di Pantai Lawata terdapat bukit-bukit kecil yang memiliki dua buah gua kecil, dengan panorama alam yang indah serta pantainya sangat jernih sebagai tempat yang bagus untuk olahraga air atau sebagai tempat permandian air laut.
Kondisi fisik kawasan wisata Pantai Lawata sekarang ini sudah jauh dari harapan, dimana lingkungan Pantai Lawata yang dulunya sangat sejuk dan sangat bagus untuk menikmati keindahan panorama alamnya, tetapi saat ini sudah mengalami perubahan yang sangat drastis dimana sudah terkesan sangat berantakan, kotor dan sebagian besar bangunan dalam kawasan sudah mengalami rusak parah serta sarana dan prasarana pendukung kegiatan pariwisata masih sangat kurang.
Hingga saat ini kondisi kawasan wisata Pantai Lawata dirasakan belum bisa memberikan kepuasaan yang maksimal kepada para pengunjung, dimana belum maksimalnya pelayanan sarana dan prasarana pengunjung. Sehingga memerlukan pembenahan serta belum tersedianya tempat parkir dan fasilitas penunjang lainnya yang sedikit banyak akan mempengaruhi jumlah kunjungan pada masa yang akan datang. Dari uraian kondisi Pantai Lawata di atas yang semakin lama semakin bertambah amburadul dan berantakan yaitu baik lingkungan, sarana dan prasarananya sehingga sangat mempengaruhi jumlah pengunjung pada obyek wisata tersebut.

TUJUAN PENELITAN
1.    Mendeskripsikan gambaran tentang karakteristik fisik obyek wisata Pantai Lawata.
2.    Manemukenali potensi dan permasalahan pada objek Wisata Pantai Lawata.
3.   Membuat rekomendasi pengembangan objek wisata Pantai Lawata untuk masa yang akan datang.

LOKASI PENEITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu pada bulan Februari sampai Bulan Bulan Juli Tahun 2008, dan berlokasi di Obyek wisata Pantai Lawata yang ada di Kelurahan Sambinae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

TINJAUAN PUSTAKA
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Wisatawan adalah seseorang yang terdorong oleh suatu keperluan melakukan perjalanan dan persinggahan sementara, diluar tempat tinggalnya untuk jangka waktu lebih dari 24 jam tidak dengan maksud untuk mencari nafkah.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut diantaranya meliputi :
a.  Penyediaan prasarana: jalan raya, pelabuhan laut (marina), pelabuhan udara, terminal, listrik dan air bersih.
b.  Penyediaan sarana pokok: akomodasi (penginapan atau hotel), sarana makan dan minum (restoran, rumah makan, cafe), sarana angkutan (darat, laut dan udara), sarana wisata tirta, kawasan parawisata.
c.  Penyediaan sarana penunjang seperti cinderamata, tempat penukaran uang, warpostel dan lain-lain.
d.  Usaha jasa para wisata; usaha perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa pengatur konvensi, jasa perjalanan insentif dan pameran, jasa impresariat, jasa konsultan pariwisata, jasa informasi pariwisata.
Objek dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Pelaku Pariwisata adalah setiap orang atau badan usaha yang secara sistematis terlibat dalam proses mata rantai dunia kepariwisataan.
Taman Rekreasi adalah suatu usaha menyediakan tempat dan berbagai jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok dari suatu kawasan tertentu dan dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi.
Industri pariwisata adalah kegiatan usaha dengan maksud untuk mencari keuntungan dalam ruang lingkup penyediaan dan penyelenggaraan fasilitas perjalanan berupa transportasi, akomodasi, restoran, hiburan souvenir, atraksi kebudayaan serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan wisatawan.
Rekreasi adalah kegiatan aktif maupun pasif yang dilakukan dengan bebas dan kreatif dalam waktu senggang sebagai selingan pekerjaan sehari-hari sesuai dengan bakat dan kegemaran.
Akomodasi adalah tempat untuk menginap maupun beristirahat dengan penyediaan fasilitas yang diperlukan wisatawan/tamu, baik dengan pelayanan maupun tanpa pelayanan makan dan minum.
Hotel adalah suatu usaha akomodasi yang dikelola secara komersil dengan menyediakan layanan penginapan serta makanan dan minuman.
Pariwisata Perkotaan
Pariwisata perkotaan merupakan salah satu bentuk wisata yang memanfaatkan fasilitas perkotaan yang memberikan suatu pengalaman bagi wisatawan karena atribut yang dimiliki oleh kota tersebut (Dieny Ferbianty,2007), seperti:
a.   Peninggalan gedung-gedung bersejarah seperti : musium, rumah tinggal orang terkenal, gedung pemerintah dan swasta.
b.   Lokasi dan posisi geografis yang menarik
c.   Perbelanjaan, tempat makan minum dengan berbagai gaya dan selera yang memberikan kesan prestisius bagi pencari identitas
d.   Tempat berlangsungnya berbagai event menarik seperti Olimpiade, Grand Prixx serta berbagai festival
 (Hilman Purwakusuma, Pikiran Rakyat,10 November 2006)

Metode Analisis
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah dikemukakan maka analisis dan teknik analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Adapun metode analisis kuantitatif dan kualitatif yang digunakan adalah:
1.    Analisis deskriptif kualitati dan kuantitatif
Analisis kualitatif adalah metode yang bersifat deskriptif yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dengan menggambarkan atau menguraikan secara jelas apa yang ada di lapangan disertai dengan perbandingan-perbandingan.
2.    Analisis scoring
Metode pembobotan dilakukan untuk membuat klasifikasi penilaian terhadap suatu kondisi obyek wisata dan daya tarik wisata serta penilaian lingkungan yang tidak dapat diterjemahkan melalui penilaian kuantitatif.
3.    Analisis fotomapping
Foto mapping adalah salah satu bentuk analisis yang menampilkan tentang potensi dan kendala yang terdapat pada sektor pariwisata dengan menggunakan foto.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan data-data dan informasi yang ada pada lokasi penelitian. Adapun langkah-langkah pengambilan data adalah:
1.  Teknik pengumpulan data primer yaitu:
a.  Observasi, yaitu pengamatan langsung ke lokasi penelitian.
b.  Quisioner yaitu dengan membagikan daftar pertanyaan quisioner pada responden.
c.  Melakukan survei instansional.
d.  Wawancara langsung, yaitu melakukan tanya jawab langsung terhadap informan kunci yang dijadikan narasumber.
2.   Teknik Pengumpulan Data Sekunder yaitu  :
a.  Mengumpulkan literatur yang berupa buku, karya ilmiah dan literatur lain  yang berkaitan dengan pokok masalah.
b.  Mengumpulkan data-data statistik yang diperoleh dari kelurahan setempat serta dari dinas ataupun instansi terkait
Pembahasan
1.    Karakteristik Fisik Obyek Wisata
a.    Kondisi fisik dasar
Topografi di sekitar pesisir pantai dapat dikatakan datar, yaitu berada pada kemiringan lereng 2% - 6% dan lahan landai berada disepanjang tepian pantai dengan kemiringan 7% - 20%. Sedangkan lahan disebelah utara dan di tengah kawasan memilki kemiringan lahan yang amat curam, yaitu berkisar hingga 20% – 40%.
b.    Pola dan jenis penggunaan lahan
Berdasarkan sebaran lokasi kegiatan utama kawasan yang ada di Pantai Lawata dapat dikatakan bahwa struktur kegiatan kawasan Pantai Lawata berpola linear, artinya semua kegiatan berada di pinggir jalan serta di bawah bukit. Adapun luas dan jenis penggunaan tanah di daerah Wisata Pantai Lawata seluas 50 Are, meliputi: cottage, penginapan, kiso/warung, dermaga, kolam renang, toilet, dll.


c.    Atraksi Wisata
Pantai Lawata dapat dikategorikan pantai indah yang belum terjamah, selain potensi taman lautnya yang indah, dan Pantai Pasir Putih ini dikelilingi oleh perbukitan yang memiliki view yang sangat indah ke arah laut. Dari perbukitan tengah-tengah kawasan berada pada ketinggian rata-rata 10 m dpl dapat menikmati seluruh pemandangan panorama alam pantai/teluk Bima secara utuh. Potensi yang perlu untuk digali dan dikembangkan di objek wisata Pantai Lawata antara lain sebagai berikut:
1.    Pasir putih
2.    Laut yang bersih berpotensi sebagai tempat permandian
3.    Wisata Bahari (pantai pasir putih, taman laut, olahraga air)
4.    Sun Set
5.    goa
6.    Pemandangan alam pegunungan yang ada di sekitar kawasan
7.    Sejarah/historis Pantai Lawata
d.    Sarana dan prasarana kepariwisataan
Obyek wisata pantai Lawata sudah dilengkapi dengan fasilitas dan utilitasnya sebagai pendukung kegiatan kepariwisataan. Jenis fasilitas pendukung yang terdapat di obyek wisata Pantai Lawata  antara lain: fasilitas perdagangan dan jasa, pusat informasi, penginapan, tempat parkir, cottage, tempat penyewaan barang dan sebagainya.
2.    Analisis Potensi Obyek Wisata
a.    Atraksi wisata
·    Keaslian dan Kealamian Lingkungan
Berdasarkan hasil observasi kuisioner dapat diketahui bahwa sebanyak 76% responden mengatakan bahwa pantai Lawata masih menjaga keaslian dan kealamian lingkungannya, 23% mengatakan telah terjadi sedikit perubahan terhadap lingkungan dan 1% responden mengatakan perubahan yang terjadi sangat besar terhadap lingkungannya.
Sedangkan dari hasil observasi lapangan didapatkan bahwa lingkungannya masih sangat alami dan masih asli, dimana pada obyek wisata pantai Lawata masih tetap dijadikan sebagai obyek wisata dan belum ada perubahan yang besar yang terjadi terhadap lingkungan.






keaslian dan kealamian lingkungan obyek wisata Pantai Lawata
·      Keunikan Atraksi wisata
Obyek wisata pantai Lawata memiliki atraksi wisata yang unik, yang antara lain seperti keunikan panorama alam pegunungan yang ada di kawasan obyek wisata dan di depan kawasan serta panorama alam pantainya yang memiliki hamparan pasir putih dan sebagian pantainya terdapat terumbu karang.
Dari hasil observasi kuisioner sebanyak 65% responden mengatakan bahwa atraksi wisata yang terdapat pantai Lawata dapat memuaskan kepada wisatawan dan 35% mengatakan belum memuaskan karena sarana dan prasarana kepariwisataan di pantai Lawata masih sangat kurang bahkan sebagian sarana dan prasarananya sudah tidak dapat digunakan lagi karena mengalami kerusakan terhadap struktur bangunannya.





Diagram persepsi wisatawan tentang kepuasaan terhadap atraksi wisata yang terdapat di Pantai Lawata
b.    Obyek wisata
Pantai Lawata merupakan obyek wisata alam pantai, dimana memiliki keindahan alam yang alami serta berpanorama indah. Keunikan sumber daya alam yang dimiliki Pantai Lawata yaitu seperti air laut yang bersih, tenang dan tidak berombak serta perbukitan yang berhutan tropis.
Pantai Lawata merupakan salah satu obyek wisata yang termasuk dalam paket perjalanan wisata di Kota Bima dan sekitarnya. Paket perjalanan wisata yang ditawarkan adalah wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus, yang antara lain sebagai berikut:
1.    Wisata Alam
Obyek wisata alam yang terdapat dikawasan pariwisata Teluk Bima: Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Kalaki dan Pantai Ule, Pulau Kambing yang ada di tengah Teluk Bima, Gunung Soromandi, Gunung Parewa dan Gunung Londa. Terdapat juga Goa peninggalan Jepang di Obyek Wisata Pantai Lawata.
2.    Wisata Budaya
Obyek wisata budaya yang tersedia adalah Desa Tradisional Donggo dengan Uma Lengge yang merupakan warisan leluhur Bima (Ncuhi), Lengge Sambori, Batu Pahat (Wadu Pa’a) yang merupakan situs purbakala, Museum Istana Kesultanan Bima (Asi Mbojo), Makam Dana Traha, Makam Tolo Bali dan Makam Datuk Dibanta Bima, Sentra Kerajinan Tenunan Rabadompu dan sarana Penangkapan ikan (Bagan).


3.    Wisata Minat Khusus
Obyek wisata minat khusus adalah berlayar, selancar, renang / selam, pancing, petualangan, pendakian dan panjat tebing serta gantole / layar gantung dan paragliding.
4.    Even Budaya Dan Pariwisata
Event Budaya dan Pariwisata yang sudah berkembang adalah upacara adat U’a Pua, festival bahari dan pacuan kuda tradisional.


c.    Aksesibilitas
Bila ditinjau dari segi geografisnya Kota Bima, di dukung dengan letak geografis daerah Bima yang sangat strategis dimana merupakan jalur persinggahan dari rute pariwisata nasional (Indonesia barat – Indonesia timur) dari Jawa-Bali-Lombok menuju NTT.
a.    Prasarana Jalan
prasarana jalan yang menuju obyek wisata merupakan jalan arteri primer atau jalan penghubung antar Provinsi, sehingga selalu mendapat perhatian dan perawatan yang rutin oleh Pemerintah setempat. Kondisi prasarana jalannya dapat dilihat pada gambar berikut.







Prasarana jalan di Kota Bima

b.    Jarak Tempuh
Pantai Lawata terletak pada kawasan yang sangat strategis yaitu dekat dengan jalan arteri primer dan dekat dengan pusat kegiatan di Kota Bima. Jarak tempuh dari pusat-pusat kegiatan yang ada di Kota Bima dengan lokasi Pantai Lawata hanya memakan waktu selama 10-15 menit dengan jarak 5 km dari pusat Pemerintahan dan 1 km dari pusat perdagangan Kota Bima dengan waktu tempuh 5-10 menit.
c.    Kemudahan Pencapaian
Berkaitan dengan letaknya pantai Lawata yang sangat strategis yaitu terletak dekat jalan arteri primer atau jalan penghubung antar Provinsi dan dekat dengan pusat-pusat kegiatan di Kota Bima, jadi untuk berkunjung di Pantai Lawata tidak terlalu sulit.
d.  Sarana dan prasarana
Pada umumnya fasilitas kepariwisataan di obyek wisata pantai Lawata sudah tersedia untuk mendukung aktivitas wisatawannya. Pantai Lawata merupakan salah satu obyek wisata yang termasuk lengkap fasilitasnya bila di bandingkan dengan obyek wisata lain di Kota Bima.
Dari hasil observasi lapangan diketahui kondisi eksisting prasarana obyek wisata pantai Lawata masih sangat kurang penyediaan dan kualitas prasarananya.  Sedangkan dari hasil penyebaran  kuisioner sebanyak 97% dari 100 responden mengatakan bahwa keberadaan prasarana kepariwisataan di Pantai Lawata belum mampu memenuhi kebutuhan para wisatawan dan membuat wisatawan tidak nyaman.











Diagram Persepsi Wisatawan Mengenai Tingkat Pelayanan Sarana Dan Prasarana Kepariwisataan di Obyek Wisata Pantai Lawata
e.   Pengelolaan lingkungan
·      Perubahan Pola Lingkungan
Pada dasarnya obyek wisata Pantai Lawata tidak mengalami perubahan fisik yang sangat besar. dimana Pantai Lawata  menjual panorama alam pantainya sebagai daya tarik utama, Sehingga pembangunan yang terjadi memacu pada kebutuhan para wisatawan. Pembangunan yang pernah dilakukan sebelumnya adalah hanya melakukan pembenahan terhadap sarana dan prasarananya, jadi lingkungan obyek wisata Pantai Lawata masih sangat alami.
·      Daya Dukung Lahan
Daya dukung lahan, mencakup ketelitian dalam memperhatikan kesesuaian lahan dengan pembangunan yang dilakukan. Pembangunan yang dilakukan dikawasan wisata pantai Lawata mengikuti pola kondisi topografi tanah karena mengingat kondisi topografinya sangat bervariasi yaitu dari daerah yang datar sampai berbukit..
f.    Kelembagaan
·      Pengelolaan Obyek Wisata
Struktur pengelolaan obyek wisata pada saat ini masih dikelola oleh pihak Pemerintah Daerah, tetapi sebelumnya obyek wisata pantai Lawata dikelola oleh pihak swasta dimana para investor menjadikan sebagai tempat rekreasi dengan dilengkapi tempat penginapan. Dari pengelolaan tersebut membawa hasil yang memuaskan namun pada tanggal 17 januari tahun 2000 terjadi kerusuhan Mataram yang mengimbas ke dunia pariwisata di NTB. Karena eforia reformasi, berbagai ekses terjadi, seperti tawuran antarkampung di Bima. Bungalo itu terbengkalai. Entah karena sepinya kunjungan, atau sebab lain, sebuah hotel di Pantai Lawata, Bima, juga ikut gulung tikar. Kini Pemkab Bima mengambil-alih pengelolaan bekas hotel itu dan diperuntukkan bagi wisatawan lokal.
·      Promosi
Pelaksanaan pemasaran atau promosi sangatlah penting dalam kegiatan pariwisata, pengembangan suatu obyek wisata akan lebih bagus apabila promosinya berjalan dengan lancar. Adapun promosi pariwisata Kota Bima yang tertuang dalam RTRW Kota Bima dapat dilihat sebagai berikut:
Promosi wisata dibedakan menjadi dua macam yaitu promosi langsung dan promosi secara tidak langsung:
a.   Promosi langsung yaitu dilakukan oleh semua lembaga yang bersangkutan dengan pemasaran (seperti produsen komponen pariwisata, biro perjalanan umum dan cabang-cabangnya, agen perjalanan.
b.   Promosi tidak langsung yaitu pertama-tama ditujukan pada penyalur produk pariwisata seperti biro perjalanan umum dan cabang-cabangnya, agen perjalanan, organisasi-organisasi perjalanan dan sebagainya.

3.    Analisis Permasalahan Obyek Wisata
1.    Atraksi wisata
Perkembangan suatu obyek wisata sangat dipengaruhi oleh adanya atraksi wisata di dalamnya dan merupakan faktor yang menjadi daya tarik wisatawan. Kendala atau permasalahan terhadap atraksi wisata yang ada di pantai Lawata adalah besarnya persaingan antar atraksi-atraksi wisata yang ditawarkan di setiap obyek wisata di Kota Bima. Pada saat ini yang menjadi persaingannya adalah wisata budaya, dimana sebagian besar wisatawan lebih menyukai wisata budaya disbanding dengan wisata alam terutama wisatawan mancanegara.
Adapun wisata alam pantai yang menjadi daya saingnya pantai Lawata dalam menarik jumlah wisatawan adalah kawasan wisata pantai Amahami, dimana obyek wisata ini dibangun dan dikembangkan mulai tahun 2003 dengan daya tariknya adalah menyajikan berbagai macam menu dengan café-café berjejer disepanjang pantai / jalan umum dengan area hidangan/makan diruang terbuka.
2.    Obyek wisata
Obyek wisata pantai Lawata merupakan salah satu obyek wisata yang tergolong dalam obyek wisata alam pantai dan pegunungan. Pada sub bagian analisis ini tentunya akan menganalisis bagaimana kendala yang terdapata pada obyek wisata pantai lawata khususnya yang berkaitan dengan dampaknya terhadap alam dan lingkungan yang ada yaitu antara lain:
a.    Jika pada musim panas/kemarau, panorama alamnya menjadi kurang bagus karena vegetasi yang ada tidak mendukung pada daerah tropis sehingga terkesan gersang dan panas.
b.    Pantainya terkesan kotor, disebabkan oleh wisatawan membuang sampah sembarang tempat dan belum tersedianya sarana tempat sampah.
c.    Pantainya sangat aman karena tidak berombak, tetapi pada sebagian wilayah pantainya terdapat terumbu karang sehingga agak tidak aman sebagai tempat permandian.
Hasil persepsi wisatawan yaitu sebanyak 100% responden mengatakan bahwa atraksi wisata masih memerlukan pengembangan dan penambahan terhadap atraksi wisata yang ada. Sedangkan dari hasil olahan kuisioner tersebut yang berpotensi untuk di kembangkan adalah  atraksi wisata disekitar wilayah pantai dan panorama alamnya karena kedua faktor tersebut yang menjadi daya tarik utama pada obyek wista pantai Lawata.








Diagram Persepsi Wisatawan tentang pengembangan atraksi wisata
3.    Aksesibilitas
Pada umumnya tingkat aksesibilitas Kota Bima sangat mendukung terhadap aktivitas wisatawan yang berkunjung di obyek wisata yang berada di Kota Bima, namun yang menjadi kendala adalah tingkat kemudahan pencapaian ke obyek wisata Pantai Lawata agak sulit karena belum adanya sarana angkutan kota yang melewati obyek wisata tersebut dan belum adanya bus pariwisata yang menghubungkan masing-masing obyek wisata di Kota Bima.
4.    Sarana dan prasarana
Karakteristik kondisi sarana dan prasarana obyek wisata pantai Lawata sangat berpengaruh terhadap pengembangan pantai Lawata. Dimana kondisinya saat ini sangat memprihatinkan karena kurangnya perhatian dari pihak pengelola sehingga sebagian sarana kepariwisataannya mengalami kerusakan terhadap struktur bangunannya.





Diagram Persepsi Wisatawan tentang tingkat pelayanan sarana kepariwisataan obyek wisata Pantai Lawata
5.    Pengelolaan obyek wisata
Pada umumnya karakteristik pengelolaan lingkungan obyek wisata sangat mendukung pantai Lawata sebagai obyek wisata, dimana belum adanya perubahan pola lingkungan akibat pembanguanan yang dilakukan oleh pengelola. Pembangunan yang dilakukanpun mengikuti kondisi topografi wisalayah setempat. Namun yang  menjadi kendala dalam pengembangan obyek wisata tersebut yaitu daya dukung lahanya sangat lemah karena wilayah obyek wisata pantai lawata sangat kecil sehingga untuk pembangunan yang lebih besar sangat susah.
6.    Kelembagaan
·      Pengelolaan Obyek Wisata
Pengelola obyek wisata pada saat ini masih dipegang oleh pemerinta setempat, namun yang menjadi kendala dalam pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pemerintah adalah belum maksimalnya pengelolaan yang dilakukan oleh DIKBUDPAR Kota Bima dengan alasan bahwa Pemda Kota Bima lebih memfokuskan pembangunan terhadap infrastruktur Kota.
·      Promosi
Promosi yang tertuang dalam RTRW Kota Bima sepenuhnya belum terlaksanakan dengan baik sehingga hasilnya belum memuaskan karena dana untuk pengembangan obyek wisata pada tahun 2002-2006 belum ada dan pada akhir tahun 2006 baru keluar dana untuk destinasi pariwisata Kota Bima. Dana yang keluar dari Pemda Kota Bima masih sangat sedikit dari dana yang dibutuhkan yaitu seperti yang sudah dijelaskan pada analisis potensi pengelolaan obyek wisata diatas.
·      Kebijakan PEMDA
Dari hasil wawancara dengan salah seorang pegawai Dikbudpar mengatakan bahwa sepenuhnya kebijakan-kebijakan Pemda terhadap sektor pariwisiata belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, dengan alasan bahwa pada tahun 2002-2007 PEMDA masih terfokus pada pembangunan infrastruktur kota karena Kota Bima pada tahun 2002 baru terbentuk atau terjadi pemekaran dari Kabupaten Bima (induk Kota Bima).
7.    Pengembangan wisatawan
Dalam pengembangan pariwisata, potensi wisatawan/pengunjung dapat dijadikan parameter dalam perencanaan  pengembangan suatu kawasan pariwisata. Sebagai salah satu indikator dalam penentuan percepatan pertumbuhan suatu kawasan wisata, perlu diketahui seberapa besar laju pertumbuhan jumlah wisatawan pada obyek wisata tersebut. Dan untuk kebutuhan perencanaan ke depan, laju per-tumbuhan tersebut dijadikan sebagai dasar dalam melakukan proyeksi wisatawan.
Tabel Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara Di Obyek Wisata Pantai Lawata Pada Tahun 2002-2006
No.
Jenis Wisatawan
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
1.
Domestik
9.584
10.400
7.900
8.062
3.150
2.
Mancanegara
1.100
300
125
100
48
Jumlah
10.684
10.700
8.025
8.162
3.198
Sumber: Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Bima, 2008
1.   Kecendrungan Wisatawan Domestik
Dari kecenderungan jumlah wisatawan yang semakin menurun tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, yang antara lain sebagai berikut:
a.   Munculnya obyek wisata baru di Kota Bima, yaitu Pantai Amahami dan sekitarnya (lokasinya 500 meter dari Pantai Lawata) yang berkembang dan dibangun pada tahun 2003. Dengan adanya obyek wisata Pantai Amahami sangat menarik jumlah wisatawan lokal yang sangat besar, dimana pada obyek wisata ini terdapat café-café yang berjejer disepanjang pantai atau sepanjang jalan utama/arteri primer dengan menyajikan barbagai macam menu.
b.    Semakin menurunnya tingkat kualitas lingkungan dan fasilitas wisata Pantai Lawata.
c.    Tidak adanya rute perjalanan wisata di Kota Bima yang memadukan potensi pada masing-masing obyek wisata.


2.   Kecendrungan Wisatawan Mancanegara
Kecendrungan wisatawan mancanegara beda halnya dengan wisatawan domestik, dimana wisatawan mancanegara setiap tahunnya mengalami penurunan yaitu pada tahun 2002 berjumlah 1.100 orang wisatawan dan pada tahun 2006 menjadi 48 orang atau rata-rata persentase pertumbuhannya -51,51%. Menurunnya jumlah wisatawan mancanegara sangat dipengaruhi oleh faktor-fator sebagai berikut:
·         Tragedi bom Bali di Provinsi Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 dan tanggal 1 oktober 2005 menyebabkan citra pariwisata Indonesia menjadi sorotan dunia yang berdampak pada pembatalan dan penundaan perjalanan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Wisatawan menjadi enggan mengunjungi Negara Indonesia dengan alasan keamanan.
·         Tragedi kerusuhan Mataram pada tanggal 17 Januari 2000 yang mengimbas ke dunia pariwisata di NTB. Karena eforia reformasi, berbagai ekses terjadi, seperti tawuran antarkampung di Bima. Bungalo itu terbengkalai. Entah karena sepinya kunjungan, atau sebab lain, pihak swasta pengelola Pantai Lawata, Bima, juga ikut gulung tikar.
·         Besarnya daya saing wisata alam dengan wisata budaya, dimana wisatawan mancanegara lebih menyukai wisata budaya dibanding wisata alam.
·         Semakin kurangnya promosi oleh pihak pengelola terhadap obyek wisata.
·         Kurang kerja samanya pihak pengelola dengan biro perjalanan

Kesimpulan
1.    Karakteristik Fisik Obyek Wisata Pantai Lawata
Dari hasil pembahasan karakteristik fisik obyek wisata Pantai Lawata menunjukkan bahwa kondisi fisiknya antara lain sebagai berikut:
a.    Kawasan pantai Lawata memiliki topografi yang bervariasi yaitu ada yang datar, landai dan perbukitan. Kawasan yang datar sebagian besar berada disepanjang pesisir pantai dengan kemiringan lahan 2% - 6%, sedangkan lahan yang amat curam berada di tengah kawasan dan membentuk dua bukit dengan kemiringan 20% - 40%.
b.    Penggunaan lahan dalam obyek wisata yaitu penginapan, cottage, kolam renang, dll dengan luas lahan 50 are.
c.    Jenis atraksi wisata yang terdapat di Pantai Lawata yaitu permandian air laut, berperahu kano, view yang indah kearah laut dan pegungungan, dll.
d.    Pada umumnya kondisi fisik sarana dan prsarana obyek wisata berkondisi baik tetapi tidak terawat sehingga terkesan kotor dan jorok dan menimbulkan kerusakan terhadap sarana dan prasarana tersebut. Selain itu juga, ada sebagian sarana yang mengalami rusak parah dan tidak bisa difungsikan seperti kolam renang, mushollah dan WC.
2.    Potensi Obyek Wisata Pantai Lawata
Dari hasil analisis potensi obyek wisata pantai Lawata dapat disimpulkan  sebagai berikut:
a.    Kota Bima berada di wilayah yang strategis, dimana merupakan jalur persinggahan dari rute pariwisata Nasional (Indonesia Barat – Indonesia Timur) dari Jawa-Bali-Lombok menuju NTT. 
b.    Adanya potensi utama obyek wisata Pantai Lawata berdasarkan potensi alam dan potensi budaya yang antara lain seabagai berikut:
1.    Potensi alam Pantai Lawata
·         Panorama alam pantai dan pegunungan
·         Sun set
·         Pasir putih
·         Laut yang bersih dan tenang/tidak berombak
·         Goa peninggalan jepang
·         Permandian air laut
·         Bermain kano
·         Berperahu disekitar obyek wisata
·         memancing
2.    Potensi budaya (historis) Pantai Lawata
·         Pantai Lawata memiliki sejarah (cerita legendaries) begitu unik sebagai daya tarik wisata, dimana merupakan tempat peristrahatan dan permandian Raja/Kesultanan Bima dan merupakan tempat penyambutan pertama kedatangan raja pertama Bima yaitu Indra Zamrud.
·         goa peninggalan jepang, merupakan tempat persembunyian dari serangan udara para sekutu.
c.    Keunikan yang terdapat di Pantai Lawata adalah dengan adanya dua buah bukit dalam kawasan wisata pantai, sehingga dapat digunakan untuk menikmati panorama alam pantai dibawahnya dengan hamparan pasir putih dan laut yang bersih, serta panorama alam pegunungan yang ada di sekitar kawasan wisata.
3.    Permasalahan obyek wisata Pantai Lawata
Dari hasil analisis kendala obyek wisata Pantai Lawata dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.    Munculnya obyek dan daya tarik wisata baru di wilayah Kota Bima, sehingga berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan domestik/lokal di Pantai Lawata.
b.    Besarnya daya saing antara wisata alam dengan wisata budaya dalam hal menarik jumlah wisatawan mancanegara.
c.    Dengan adanya tragedi bom Bali, berdampak negatif (menurunnya jumlah pengunjung) pada obyek wisata yang ada di Nusa Tenggara Barat pada umumnya dan di Pantai Lawata pada khususnya.
d.    Belum adanya rencana induk pengembangan obyek wisata di kota Bima sehingga program pengembangannya tidak terarah dan bahkan tidak terlaksana.
e.    Pada tahun 2002-2006 pemerintah daerah lebih terfokus pada pembangunan infrastruktur kota sehingga sektor pariwisata belum sepenuhnya diperhatikan.
f.     Kurang maksimalnya program promosi/pemasaran dan kebijakan yang ada belum sepenuhnya di lakukan.

Rekomendasi
Berikut merupakan suatu rekomendasi atau usuluan pengembangan yang dapat di terapkan pada obyek wisata Pantai lawata, yang antara lain sebagai berikut:
1.    Pihak pengelola/pemilik
a.    Melakukan pembenahan dan renovasi terhadap lingkungan serta sarana dan prasarana kepariwisataan di obyek wisata Pantai Lawata.
b.    Kerja sama dengan biro perjalanan dan pihak swasta (investor) sebagai pengelola obyek wisata, supaya pengelolaannya lebih terfokus dan lebih maksimal.
c.    Mengoptimalkan kegiatan promosi/pemasaran
d.    Melestarikan dan merawat lingkungan obyek wisata pantai Lawata, dimana Pantai Lawata mengandalkan panorama alam sebagai daya tarik utamanya dan memiliki nilai historis yang unik.
e.    Membuat perencanaan pariwisata terpadu, yaitu rute perjalanan wisata yang menggabungkan obyek wisata alam dan wisata budaya, dimana didalamnya tercakup obyek wisata pantai Lawata.
f.     Pengembangan paket wisata ini adalah mengaitkan obyek-obyek wisata yang ada di Kota Bima  menjadi satu paket perjalanan wisata, misalnya orang yang akan dan melewati Kota Bima  diarahkan untuk berhenti di Kota Bima  (untuk menginap di Bima), dan kemudian diarahkan untuk mengunjungi obyek wisata yang ada.
g.    Mengembangkan sistem linkage  antara obyek wisata yang telah dikenal dengan obyek wisata yang belum dikenal, dalam hal ini untuk lingkup Kota Bima dapat digabungkan antara kegiatan wisata di sekitar Pantai Lawata dengan wisata disekitar Pulau Kambing
h.    Memanfaatkan potensi historis / sejarah Pantai Lawata sebagai daya tarik wisata dengan menyebarkan cerita sejarah pantai Lawata dalam bentuk promosi dan membuat suatu icon sebagai simbolis pada sajarah Pantai Lawata.
i.      Memasarkan hasil kerajinan masyarakat dalam obyek wisata sebagai cinderamata
j.      Meningkatkan mutu dan kualitas serta pelayanan sarana dan prasarana kepariwisataan Pantai Lawata
k.    Pengembangan terhadap atraksi-atraksi wisata seperti terumbu karang, pemandangan alam dan aktivitas di pantai.
l.      Memanfaatkan sekolah atau mengikuti penyelenggaraan konfrensi atau seminar kepariwisataan dalam mendukung kualitas SDM sekaligus dalam mempersiapkan tenaga-tenaga profesional dalam bidang kepariwisataan.
m.   Peningkatan secara kualitatif dan kuantitafif akan kesenian rakyat yang dapat dijadikan salah satu atraksi wisata.
n.    Untuk mengantisipasi dampaknya obyek wisata terhadap masalah portitusi, maka perlunya membuat pertauran yang ketat dan melakukan rajiah rutin oleh pemerintah setempat.
2.    Masyarakat/wisatawan
a.    Masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pengembangan obyek wisata pantai Lawata.
b.    Berperilaku ramah terhadap lingkungan sekitar.
c.    Membantu pihak pengelola dalam proses promosi, dengan cara menceritakan kesan-kesannya selama berada di pantai Lawata kepada teman atau keluarganya.
d.    Memiliki nilai sadar wisata yang tinggi, dengan mentaati peraturan yang ada dalam kawasan wisata.


Daftar Pustaka
1.    Sumber dari buku:
Damanik Janianto dan F. Weber Helmut, 2006, Perencanaan Ekowisata, Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) dan Penerbit Andi, Yogyakarta.
Gelge I Putu, 2006,  Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATS-WTO), Refika Aditama, Bandung.
Kusmayadi dan Sugiarto Endar, 2000, Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mill Christie Robert, 1996, Tourism The International Business, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Marpaung Happy dan Bahar Herman, 2002, Pengantar Pariwisata, Alfabeta, Bandung.
Marpaung Happy, 2002, Pengetahuan Kepariwisataan, Alfabeta, Bandung.
Sedarmayanti, 2005, Membangun Kebudayaan dan Pariwisata, CV. Mandar Maju, Bandung.
Suwantoror Gamal, 1997, Dasar-Dasar Pariwisata, Andi, Yogyakarta.
Suyitno, 2001, Perencanaan Wisata (Tour Planning), Penarbit Kanisius.
2.    Sumber dari instansi/dinas pemerintahan:
BPS Kota Bima. Kota Bima Dalam Angka Tahun 2002-2006
BPS Kota Bima. Kecamatan Rasanae Barat Dalam Angka Tahun 2002-2006
Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya, Direktorat Jenderal Pariwisata (Proyek Pengembangan Pariwisata NTB), 1998, Studi Pengembangan Kawasan Wisata Teluk Bima Provinsi NTB, Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mataram, Mataram NTB.
Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 1997, Studi Pengembangan Model Desa Adat Sebagai Obyek Wisata Budaya Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat, Lembaga Penelitian, ITB.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima Tahun 2003-2013.
Rencana Strategis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2003-2008.
3.    Aturan/Ketentuan
Undang-undang No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
Undang-undang No.5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
4.    Sumber Dari Hasil Penelitian (Skripsi):
Abdullah Hasan, 2006, Potensi Pengembangan Obyek Wisata Tepian Pantai Di Kota Tidore Kepulauan, Tugas Akhir Universitas “45”, Makassar.
Fadli Muhammad, 2003, pengembangan kawasan wisata Bendungan kalola Kec. Maniang Wajo, Acuan Perancangan Tugas Akhir Teknik Arsitektur, Universitas Hasanuddin, Makassar.

1 komentar:

  1. Aslamu alaikum wrb.
    nama saya sriwahyuni BASRI binti rahayua asal dari kota sidorjo surabaya.””saya seorang ibu yang memiliki 5 orang anak,”” 2 laki-laki- 3 perempuan
    saya sudah lama berpisah dengan suami saya.”””sekarang saya bekerja MADINA/ARAB,Sebagai seorang pembantu IBU RUMAH TANGG
    “””’’Dengan kondisi keluarga yang kuramg mampu / hanya megandalkan kemauan,””AKHIRNYA, “””saya memutuskan untuk menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga dikota itu,,,Dan tidak terasah sudah hampir 3 –tahun saya bekerja dan menjalani pekerjaaa sebagai ibu rumah tannga.,””dengan gaji yang cukup untuk kebutuhan anak –anak dikampumg,”sayatetap bertahan walaupun sedikit pekerjaan disana cukup melelahkan,””tetapi saya tetap terus bertahan demi kebutuhan anak-anakku.......
    “”jujur yang sagat berat dalam fikiranku adalah anak-anaku,/ kerinduan untuk berkupul degan kelurga,(mereka)””saya berankat kearab
    MADINA,/ pada tgl 27 nopember pada akhir tahun 2011/ dengan kontrak 5 tahun””dan saya hanya mengharapkan ibu untuk menjaga anak –anak dikampung,,rasah kangen dengan keluarga sangat sangatla berat bagi seorang ibu yang jauh dari anak anak seperti saya,,
    Pda tgl 27 6 2016 bulan kemaren, saya menghubungi anak anak sekaligus rencana untuk mengirimkan uang bulanan untuk mereka,sekaligus mengobati rasa kagen ,rindu dengan mereka.””Anak-anak pun juga sagat bahagia “”DAN tidak sengaja pun saya menayakan seoraNG SAHABAT,””dia juga salah TKW yang bekerja dikuala lumpur malaysia,,NENG RATIDIA juga bersal dari sidorjo ,Dan anak mengatakan bahwa dia sudah lama disidorjo dengan kehidupan yang cukup lumayan,,””aku heran dan sangat penasaran ,,aku berfikir dengan waktu yang singkat hanya waktu 2 tahun di kula lumpur dia sudah bisah pulang dengan kehidupan yang cukup lumayan,,pembicaraannku dengan anak anak masih saja terus berlanjut,”” tetapi yang terfikirkan dalam diriku perubahaan kehidupan yang dimiliki oleh seorang sahabat itu.akhirnya saya menghubungi sahabat itu,, dalam fikiranku jika pekerjaan disana jauh lebih baik, aku memutuskan untuk pulang keindonesia ,,
    Peckapan pun terjalin “”kejujuran sahabat itu membuat aku tidak pecaya dengan dengan apa yang dialami.,,””ternyata proses perubahan yang dia alami dalam kehidupannya diawali dengan keberuntuganya dengan bermain anka togel,,””sungguh tidak masuk akal,kemenagan yang diraih dengan anka ghoib anka pemberian dari seseorang eyang guru MBAH MOLOYEKTI,,akhirnya saya pun mencoba dan ingin membuktikan kebenaran dari kejujuran NENG RADITIA tentang eyang itu,”’’, dengan puji syukur tuhan yang maha esa ,ternyata benar adanya,,Anka goib hasil ritualisasi ,ritual pemberian MBAH MOLOYEKTI , 0357 MALAYSIA saya menangkan 500 lembar ,,dan melalui kemenagan itu sekarang saya sudah berda di indonesia berkumpul dengan keluarga,,dan sudah membuka sebuah restoran makanan has sidorjo di jl.mojopahit no 144.bulusidokare sidoarjo.
    “”dengan ini saya bekomentar dengan fakta dan kebenaran tentangi kebahagiaan dari keluarga saya ,,sekaligus ingin berbarbagi kebahagiaan dengan para sahabat dimanapun berada,,””saya sutimin binti rahayu ,”””,saya bersumpah dengan nama tuhan yang maha kuasa”””dengan kebahagiaan keluarga saya”””saya tidak bebicara ,, muluk –muluk,,jika ingin mendapatkan Angka ghoib yang benar benar tembus””keberuntugan anda ada pada angka ghoib hasil ritual MBAH MOLOYEKTI........silahkan bebicara langsung dengan beliau,,MBAH MOLOYEKTI,,085298865260/anka goiib jitu........
    Saya sutimin beserta anak anak mengucapkan banyak terimakasih......//jp slalau(hati hati yang megatas namakan dirinya Mbah moloyekti/mbah hanya memiliki 1 no handpone/ trims..............

    BalasHapus